Ada seorang tua renta yang hanya duduk sambil membawa sebuah kipas bambu di tangan kiri.jari jemari yang sudah tidak bisa di gerakkan secara normal,mulai menjadi kendala untuk beliau tetap menghidupi seorang putra angkat yang baru masuk sekolah menengah atas.Tidak banyak yang dia lakukan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari...seiring berjalannya waktu,orang tua tersebut harus pergi menghadap yang maha kuasa.si anak terebut amat sangat kehilangan serta bingung apa yang harus dilakukan..sulit bagi dia untuk melanjutkan sekolah hanya karena kekurangan dia yang tidak mendukung untuk menafkahi dirinya serta membayar uang sekolah dengan kondisi di bawah manusia sewajarnya.
ridwan,16 tahun...selama hidupnya ridwan selalu mendapatkan apa yang dia mau walaupun kita bisa menyadari bahwa..memang tidak banyak yang dia ingin kan dan tidak banyak pula yang dia dapat..ridwan di terlahir prematur..berasal dari seorang ibu yang tega melahirkannya di dekat sungai yang amat tidak layak.masa dalam kandungannya pun tidak seperti anak yang lainnya..beruntung dia di tolong oleh seorang pemulung bernama ikhsan yang menjadi ayah sekali gus kakek buatnya...di dalam masa hidupnya ridwan tidak memiliki siapa2...dengan kekurangan yang dimilikinya ridwan mengalami kesulitan untk beradaptasi dengan rekan2 sebaya nya..waktu hampir dia habis kan di tempat pemulungan sampah bersama sang kakek.sejak lahir..dia sering di ejek oleh teman2nya karena memang ketidak mampuannya dalam berkomunikasinya itu..sang kakek hanya tersenyum melihat ridwan yang selalu menangis setelah pulang dari sekolah dasar.
Mendadak..air mata jatuh di batu nisan sang kakek,terlihat sosok ridwan yang sedang menunjukkan rasa keputus asaan.cerita di atas adalah masa lalu dia yang mungkin tidak seperti anak jaman sekarang yang notabene selalu mendapatkan kenikmatan serta kasih sayang dari orang tua.dengan berat hati ridwan meninggal komplek pemakaman dengan terhuyung-huyung..ridwan harus meneruskan sekolah..tapi dia bingung..apa yang harus dilakukannya untuk menghidupi diri serta menutupi uang sekolah nya...tak heran kalau melihat ridwan yang dulu sering berada di tempat pembuangan sampah,kini sering berada di sebuah mal2 besar.bukan untuk berfoya-foya atau shopping tetapi untuk mencari dan memburu sepatu-sepatu para pengunjung yang sudah terlihat usang.pendapatannya tidak banyak..hanya bisa menutupi makan di siang dan malam hari.tempat tinggal yang dulu dia tempati..kini sudah harus di rela kan karena memang itu merupakan tanah pemerintah yang harus di kembalikan.
suatu hari..ada seorang anak kecil menangis menghampiri nya..dengan nada tersedu-sedu..anak kecil meminta sedikit uang untuk membeli makan dan minum..melihat kondisi tersebut ridwan menaruh rasa iba,kondisinya tidak jauh berbeda dengan nya..tetapi dengan rasa sayang yang dimilikinya..ridwan lebih memilih membelikan anak tersebut makanan dari hasil dia pada hari itu.
3 tahun kemudian,dia lulus sekolah menengah atas.sambil memandangi ijazah di tangannya dia meneteskan air mata teringat akan sang kakek yang begitu sayang dan perhatian.ridwan tau akan masa lalunya,dia sadar betapa pentingnya berharganya peran sang kakek dalam dirinya.setelah lulus sekolah dia memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai cleaning service di sebuah perusahaan jasa.wal hasil dia di terima dan di tempatkan di sebuah gedung pencakar langit di kawasan kuningan jakarta.dia sadar betul dengan kekurangan yang dimilikinya,tetapi walaupun begitu tidak memupuskan tujuan hidupnya menjadi sukses,dia memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang murah.selama bekerja,ridwan selalu menjadi suruhan yang ulet,rajin,dan mau bekerja keras..sehingga menimbulkan rasa kagum di kalangan pegawai kantor,tidak terkecuali sang pemilik perusahaan di mana tempat dia bekerja.
suatau hari,ridwan di panggil menghadap sang pemili perusahaan untuk membantu membersihkan ruangan,ridwan berusaha sebaik mungkin walaupun hal kecil seperti membersihkan ruangan tersebut bisa dilakukan dengan se simple mungkin.si pemilik perusahaan menawarkan sebuah tawaran yang amat menggiurkan,yaitu,ridwan di ajak bekerja sama untuk membuat percetakan kecil-kecilan..dengan nada riang ridwan meng iya kan..sedikit demi sedikit percetakan yang dikelolanya mengalami kemajuan,sehingga..pada suatu hari,ridwan menginginkan percetakannya itu lebih dikembangkan dengan menjadi sebuah perusahaan surat kabar atau pun majalah.dengan ke uletan yang dimilikinya ridwan berhasil menembus pasaran di indonesia.perusahaan percetakan yang di pimpinnya menjadi perusahaan terbesar yang pernah ada.
Akhirnya ridwan mendapatkan apa yang diinginkannya,batu nisan yang terawat dengan baik bertuliskan ikhsan,selalu di penuhi dengan bunga,rasa bangga dan sayang yang imiliki ridwan ke kakeknya tidak akan pernah hilang sampai kapan pun.
kutipan di atas merupakan kisah fiksi yang saya buat,memang terlalu terlihat dramatis dan terkesan di buat-buat.tetapi,banyak hal yang dapat kita pelajari...sukse itu pilihan,ridwan memilih kesuksesan di banding hidup yang biasa2 saja..kalau ita berfikir secara seksama,kecil kemungkinan seseorang menggapai sukses dengan dilatar belakangi kehidupan keluarga yang serba kekurangan.tapi,dengan kegigihan dan kemauan yang kuat kita bisa memilih sukses tersebut.
Pelajaran ini bukan hanya untuk pembaca,tetapi utuk saya juga yang jauh dan sedang menggapai kesuksesan.
terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar